Budi Setiawan memaparkan Kiai Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai sebuah kesadaran untuk mengamalkan ajaran Islam seperti yang diinginkan Rasululloh SAW. KH. Ahmad Dahlan dalam pelajaran yang diberikan kepada para muridnya selalu menekankan agar agama Islam bisa menjadi \u201cugeman\u201d (pegangan) bagi masyarakat untuk menghadapi segala hal.<\/p>\n

Terkait dengan pandemi maupun bencana, Budi Setiawan mengatakan catatan sejarah membuktikan bahwa Muhammadiyah pertama kali menyikapi bencana secara terorganisir adalah ketika terjadi letusan Gunung Kelud pada tahun 1919 yang membawa korban cukup banyak. Melalui PKO yang kala itu dipimpin oleh Kiai Suja\u2019, Muhammadiyah menggalang bantuan dana dan barang-barang untuk menolong para korban letusan Gunung Kelud.<\/p>\n

Sementara dalam pelajaran KH. Ahmad Dahlan ada dua hal yang menurut Budi Setiawan penting untuk digarisbawahi, yaitu ajaran tentang Surat Al-Asr dan Al-Ma\u2019uun. \u201cSurat Al-Asr diajarkan KH. Ahmad Dahlan sampai 7 bulan, sedangkan Al-Ma\u2019uun diajarkan sampai 3 bulan. Dari situ kita tahu bagaimana KH. Ahmad Dahlan mencoba mencerna ayat-ayat Al-Qur\u2019an yang kemudian bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari,\u201d katanya<\/p>\n

Surat Al-Asr berisi peringatan tentang waktu untuk menunjukkan kalau manusia melakukan suatu yang terlambat maka akan kehilangan banyak hal, inilah yang benar-benar ditekankan oleh KH. Ahmad Dahlan. Jika dihubungkan dengan kejadian pandemi Covid-19 saat ini yang berasal dari Wuhan, China. Sebetulnya sudah ada peringatan sejak Januari 2020 kemungkinan wabah Covid-19 akan sampai Indonesia, namun Indonesia baru berbuat pada bulan Maret 2020. \u201cKetika kita terlambat berbuat, maka ini yang terjadi ibaratnya seperti mengejar layang-layang putus,\u201d ujarnya.<\/p>\n

Masih dalam surat Al-Asr, Allah memberi kesempatan, ada orang yang tidak rugi, yaitu orang-orang yang beriman. Menurut KH. Ahmad Dahlan iman diartikan bukan hanya sekedar keyakinan tetapi harus diimplementasikan dalam menghadapi kehidupan. \u201cTentang amal saleh, KH. Ahmad Dahlan memahaminya sebagai perbuatan baik yang dilakukan secara tepat dan terukur. Kaitannya dengan wabah Covid-19 maka bisa diambil pelajaran bahwa wabah ini harus diatasi secara tepat dan jika dikaitkan dengan pemahaman surat Al-Asr maka kita tidak boleh santai-santai,\u201d lanjut Budi.<\/p>\n

Sementara itu dalam surat Al-Ma\u2019uun Budi Setiawan menggarisbawahi dua poin utama kandungan surat tersebut, yaitu yatim dan miskin. \u201cYatim tidak hanya diartikan secara harfiah sebagai anak yatim namun juga mereka yang tidak terperhatikan dan miskin orang yang tidak berdaya, maka keduanya harus ditolong terlebih dalam situasi bencana seperti wabah Covid-19 saat ini,\u201d ungkapnya<\/p>\n

Terkait dengan langkah Muhammadiyah dalam menghadapi wabah Covid-19 sebagai implementasi ajaran KH. Ahmad Dahlan dalam memahami surat Al-Asr dan Al-Ma\u2019uun, dibentuklah Muhammadiyah Covid-19 Command Center melalui kolaborasi MDMC dan Majelis Pembina Kesehatan Umum karena wabah ini dominan masalah kesehatan meskipun dampaknya juga meluas terkait masalah kemasyarakatan, ekonomi, dan pendidikan. Pembentukan MCCC diiringi dengan penunjukan 15 rumah sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah sebagai tempat untuk merawat pasien Covid-19.<\/p>\n

Melalui MCCC, dalam wabah Covid-19 Muhammadiyah didukung warga dan simpatisannya bahu-membahu memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang membutuhkan seperti pengadaan logistik bagi warga tidak mampu yang terdampak langsung secara ekonomi dan juga bagi rumah sakit-rumah sakit yang kekurangan logistik. (*)<\/p>\n

Budi Santoso, S.Psi.
\nTim Media MCCC PP Muhammadiyah<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Yogyakarta (27\/04) \u2013 Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) melaksanakan pengajian sebagai bagian dari pelaksanaan program #RamadhandiRumah yang sudah diluncurkan tanggal 22 April 2020 lalu. Pengajian yang dilaksanakan secara daring sore kemarin (26\/04) melalui berbagai saluran media sosial tersebut menghadirkan H. Budi Setiawan, S.T., Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), yang membawakan tema \u201cMengupas Ajaran KH. […]<\/p>\n","protected":false},"author":2,"featured_media":1698,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[20,19,1],"tags":[121,120],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/hizbulwathan.or.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1695"}],"collection":[{"href":"https:\/\/hizbulwathan.or.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/hizbulwathan.or.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/hizbulwathan.or.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/2"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/hizbulwathan.or.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1695"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/hizbulwathan.or.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1695\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":1699,"href":"https:\/\/hizbulwathan.or.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1695\/revisions\/1699"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/hizbulwathan.or.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1698"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/hizbulwathan.or.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1695"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/hizbulwathan.or.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1695"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/hizbulwathan.or.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1695"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}