HIZBULWATHAN.OR.ID, SALATIGA – Desember sering di sebut waktu-waktu puncak kesibukan , semua keigatan ‘tumplek’ di bulan ke-12. Hampir semua lembaga/kantor berlomba-lomba memanfaatkan akhir tahun untuk menuntaskan agenda tahunan. Ormas, RT-RW, Paguyuban atau Komunitas ramai-ramai merayakan Desember untuk kumpul-kumpul, rapat kerja (raker), temu kangen dan evaluasi.
Hizbul Wathan (HW) bukan ikut latah, hitung-hitung hari baiknya acara perkembahan jatuh pada bulan Desember. Pilihan waktu 22 Desember 2019 sangat tepat dan strategis untuk kegiatan Perkemahan Besar Pandu Putri ke-2 Hizbul Wathan Jawa Tengah bertepatan dengan Hari Ibu.
Tampilan petugas upacara semuanya perempuan, dari petugas upacara (Bunda Dian dan Bunda Emmy), pembaca ayat suci Al- Qur’an, dan pembaca doa. Secara kebetulan Ketua Kwarwil HW (laki-laki) berhalangan hadir diganti oleh Bunda Weni.
Sementara sambutan selamat datang dan penancapan kapak sebagai pembukaan perkemahan dilakukan oleh Bunda Titik Kurniasih (istri Walikota Salatiga) yang juga mengenakan seragam Hizbul Wathan.
Diusianya yang ke-101 tahun Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tetep istiqomah bergerak kedepan. HW mempunyai komitmen yang jelas dalam mepersiapkan generasi yang cerdas, terampil, berwatak altruistic dan nasionalis sejati. Kader Pandu HW juga berbasis nilai religius.
Pesan ini tentu sejalan dengan apa yang dipesankan KH Ahmad Dahlan, “Aku titipkan Muhammadijah ini kepadamu, dengan penuh harapan agar Muhammadijah dapat dipelihara dan didjaga dengan sesungguhnja. Karena dipelihara dan didjaga, hendaklah dapat abadi hidup Muhammadijah kita. Memelihara dan mendjaga Muhammadijah, bukan pekerdjaan jang mudah, maka aku tetap berdoa setiap masa dan ketika dihadapkan Ilahi Rabbi. Begitu pula mohon berkat restu doa limpahan rahmat karunia Allah, agar Muhammadijah tetap madju, berbuah dan memberi manfaat bagi seluruh manusia sepandjang masa, dari zaman ke zaman. Dan aku berdoa agar kamu sekalian jang mewarisi, mendjaga dan memadjukan Muhammadijah.”
Kehadiran PWM (Ramanda Wahyudi, M. Pd) menambah energi baru bagi Kwarda HW Salatiga untuk menggerakkan persyarikatan Muhammadiyah melalui pengkaderan siswa sekolah. HW menjadi barisan masyarakat sipil yang konsisten dalam kemandirian, rasa percaya diri, dan jangan ragukan nasionalismenya untuk Indonesia berkemajuan. (Joko Santoso)