Resilience (Inggris) = daya pegas, daya kenyal, Kegembiaraan (John Echols, Hasan Shadily 2003:480). Resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit (Reivich dan Shatté, 2002). Resiliensi dibangun dari beberapa kemampuan yang berbeda dan hampir tidak ada satupun individu yang secara keseluruhan memiliki kemampuan tersebut dengan baik.
Kemampuan itu terdiri dari : Regulasi Emosi, Pengendalian Impuls, Optimisme, Empati, Analisis Penyebab Masalah, Efikasi Diri, Peningkatan Aspek Positif.
Tujuh Kemampuan Resiliensi :
- Regulasi Emosi : Kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan;
- Pengendalian Impuls : Kemampuan mengendalikan keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri seseorang;
- Optimisme: Kemampuan untuk selalu berpengharapan/berpandangan baik dalam menghadapi segala hal
- Empati : Kemampuan mental seseorang yang merasa / mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain
- Analisis Penyebab Masalah : Kemampuan gaya berfikir untuk menjelaskan sesuatu hal yang baik dan buruk yang terjadi pada dirinya;
- Efikasi Diri : Kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif;
- Peningkatan Aspek Positif : Kemampuan peningkatan aspek positif dalam hidupnya yaitu mampu membedakan risiko yang realistis/tidak realistis dan mampu memaknai tujuan hidupnya
Perkaderan :
Perkaderan tidak lepas dari kata Kader (bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai). Bila dimaknai secara lebih luas berarti : Orang yang mampu menjalankan amanat. Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian. Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi. Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Kader adalah mereka mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal.
Perkaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya
Resiliensi Perkaderan:
Proses perkaderan bertahap, terus-menerus dan meningkat sesuai tingkatan, capaian, situasi serta kebutuhan tertentu untuk mengembangkan potensi kader sesuai dengan kemampuan akal, kemampuan fisik, moral sosialnya agar mampu beradaptasi pada situasi apapun.
Pendidikan Kepanduan ditengah pandemi covid-19:
Wujud Resilensi Perkaderan di HW adalah dalam situasi di tengah Pandemi Covid-19 ini, HW harus mampu melakukan kegiatan tanpa mengurangi kekuatan materi pada hal-hal tertentu hanya dialihkan fungsi dan ruangnya.
Ditengah Pandemi tetap melaksanakan proses pendidikan HW
- Daring : Latihan HW, Pelatihan, Tutorial, Seminar, lombam dan lain-lain
- Stay At Home : Membuat Produk HW/APD , Literasi, Resume, dan lain-lain
- Dilapangan : bersama MCCC di masing-masing tingkat.
- Dan lain-lain
Daftar Pustaka
- Reivich, K & Shatte, A. 2002. The Resilience Factor; 7 Essential Skill For Overcoming Life’s Inevitable Obstacle. New York, Broadway Books
- John M. Echols dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris Indonesia An EnglishIndonesia Dictionary. Jakarta : PT. Gramedia.
Penulis : Muhammad Harun Roesyidh, Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Organisasi Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, serta Ketua Kwartir Wilayah HW Jawa Timur.