HIZBULWATHAN.OR.ID , YOGYAKARTA – Program GEDSI yang digagas oleh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah terus menguatkan komitmennya dalam menghadirkan jurnalisme inklusif yang sejalan dengan nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.
Islam sebagai agama rahmah (kasih sayang) bersifat universal, melampaui batas suku, agama, gender, dan kondisi fisik itulah yang coba dihadirkan oleh PP ‘Aisyiyah lewat program inklusi bernama GEDSI.
Lewat forum Mainstreaming GEDSI yang melibatkan awak media dan jurnalis, PP ‘Aisyiyah ingin mendorong prinsip Islam untuk keadilan sosial dan kesetaraan di era informasi.
Mengusung tema “Mengembangkan Jurnalisme Inklusif”, PP ‘Aisyiyah menghadirkan narasumber Ust. Niki Alma Febriana Fauzi, S.Th.I., M.Us., Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Dalam paparannya, Ustadz Niki Alma menyampaikan, nilai-nilai dalam Islam tidak hanya berfokus pada ibadah spiritual, tetapi juga pada prinsip keadilan sosial dan kesetaraan yang tetap relevan di era modern.
Menurutnya, semangat Islam rahmah yang diusung Nabi Muhammad SAW sejalan dengan visi GEDSI ‘Aisyiyah untuk mewujudkan media yang adil, setara, dan menghargai keberagaman.
Dosen Ilmu Hadist Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (FAI UAD) tersebut menegaskan bahwa konsep Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) dalam jurnalisme inklusif selaras dengan ajaran Islam yang menempatkan manusia pada posisi mulia tanpa diskriminasi.
“Jurnalisme inklusif harus menghadirkan narasi yang tidak bias terhadap kelompok tertentu. Kita harus mendorong praktik jurnalistik yang berpihak pada keadilan sosial, bukan sekadar mengulang narasi dominan yang mengabaikan kelompok marjinal,” ujarnya.
Landasan ini, menurut Ustadz Niki berpijak pada QS. Al-Anbiya ayat 107, di mana Allah menegaskan bahwa Nabi Muhammad diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Prinsip tersebut menjadi panduan umat untuk menghormati setiap individu, termasuk kelompok marginal dan penyandang disabilitas.
Acara yang dihelat PP ‘Aisyiyah pada (06/07/2025) di Ballroom SM Tower dengan melibatkan awal media mendorong agar pemberitaan di media lebih inklusif. (*)
*Andi M.