HIZBULWATHAN.OR.ID ,SURAKARTA –Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dewan Sugli Daerah Hizbul Wathan Kota Surakarta berakhir di tempat dimana ide awal Hizbul Wathan tercetus oleh Ahmad Dahlan, yaitu di Halaman Pura Mangkunegaran Kota Surakarta yang diikuti sebanyak 45 peserta.
Haru, sedih, tawa, bahkan ada menangis hingga pingsan menjadi luapan kegembiraan para peserta Diklat yang telah menyelesaikan pengembaraan selama tiga hari dari tanggal 27-29 Desember 2019 dengan menempuh jalan kaki kurang lebih 35 KM.
Adapun rute jalan kaki yaitu dari Gunung Gamping dan berakhir di Pura Mangkunegaran melewati Jumantono dan Waduk Lalung sebagai tempat singgah untuk istirahat peserta.
Salah satu peserta dari MA Muhammadiyah Surakarta, Yumna mengatakan bahwa Diklat memberikan banyak pelajaran yang sangat bermakna, hal – hal yang sering kita acuhkan dan tak mendapat perhatian menjadi bergitu diharapkan dan sangat diperlukan selama Diklat.
“Kegiatan ini mengajarkan pentingnya kerja sama dan betapa berhargnya satu butir nasi dan satu tetes air bagi peserta,” ungkapnya.
Beda lagi seperti yang disampaikan Satria Gigih, peserta dari SMK Muhammadiyah 1 Surakarta ini mengatakan bahwa Diklat mengajarkan tentang bagaimana melatih jiwa kepemimpinan. Selain itu juga bertambah wawasan tentang kepanduan hizbul wathan.
“Yang sangat penting bagi saya adalah bagaimana kita diajarkan untuk memiliki kepedulian terhadap sesaama, tidak memandang derajat orang lain. Intinya kita harus bekerja sama untuk meraih kesuksesan,” katanya.
Sementara itu Mohammad Isnan, Ketua DSD Kota Surakarta mengapresiasi semangat pantang menyerah dari peserta Diklat ke-9. Betapa tidak, selama tiga hari dua malam mereka harus mengalahkan rasa malas, egois, dan pesimisme. Berjalan kurang lebih 35 KM bukan jarak yang dekat bagi anak muda seusia para peserta Diklat.
“Alhamdulillah, berkat motivasi dari panitia kepada peserta yang selama perjalanan tak henti-hentinya meneriakkan yel-yel membuat peserta tidak merasakan lelah. Selain itu juga para peserta sendiri yang sejak awal untuk saling menyemangati antar peserta untuk tidak mudah menyerah. Jikapun ada peserta yang sakit langsung ditolong oleh peserta lainnya,” terangnya.
Selama Diklat lapangan peserta mendapatkan berbagai bekal materi tentang PBB, Teknik hidup alam bebas, water rescue, dan Pertolongan Pertama Hizbul Wathan (P2HW). Selain materi tersebut setiap malam peserta dibangunkan mulai jam dua pagi untuk melakukan sholat tahajud berjamaah kemudian dilanjutkan dengan tadarus. Dan tak lupa sholat lima waktu yang disambung dengan kultum oleh peserta di waktu subuh.
Diklat ini juga menuntut para peserta bisa berenang di Waduk Lalung, terlebih dengan adanya materi water resque oleh SAR PKU Muhammadiyah Surakarta. Para peserta di tuntut berenang dan mendapatkan kaos yang disebar ditengah waduk untuk melatih SAR iar dari para peserta. (Isn)
*Sumber: Hwjateng.org