Zoom Telekonference Video : Dalam kenangan Ramanda Harun, “Nadjib Hamid merupakan sosok yang selalu memberikan support dan masukan bagi HW dengan luar biasa”, kenangnya. Hal tersebut di sampaikan dalam Pembukaan Rapat Kwartir yang diselenggarakan oleh Kwartir Wilayah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) Jawa Timur pada hari Sabtu (10/4/2021).
Sejak era kebangkitan, proses regenerasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan terus berjalan. Namun hal tersebut tak lantas menggeser para senior yang ada di dalamnya, “jangan sampai HW isinya orang tua-tua semua”. Hal ini diutarakan oleh Ketua Kwarwil HW Jawa Timur dalam Rapat Kwartir kemarin.
Menurutnya, saat ini HW di Jawa Timur sudah saatnya melakukan perubahan besar, salah satunya dengan mengangkat Dewan Sugli wilayah sehingga kegiatan ditangani oleh mereka. “Bisa di duplikasi oleh Kwarda agar proses regenerasi tetap berjalan”. Mengingat tokoh-tokoh HW Jawa Timur banyak yang sudah “berpulang” seperti Ramanda Moeslimin Asmara, Ramanda Tauhid, dan yang terbaru ayahanda Nadjib Hamid.
Dalam Rapar Kwartir yang diikuti oleh Pimpinan Kwarwil HW Jawa Timur dan Pimpinan Kwarda HW se Jawa Timur, Harun menekankan kembali bahwa HW Jawa Timur adalah gerakan yang mencerahkan dan berkemajuan. “Pengembangan HW di kabupaten sudah bergeliat, tak hanya sekedar menyelenggarakan kegiatan, tetapi juga harus dirasakan manfaatnya untuk masyarakat”.
Ramandra Endra Ketua Umum Kwartir Pusat HW dalam sambutannya membenarkan ungkapan tersebut, “sebagai ortom dengan keanggotaan paling besar, dengan sumber daya manusia yang dimiliki, diharapkan bisa lebih cepat mengalami akselerasi”.
Untuk mencapainya, Endra menjelaskan bahwa “kemandirian ekonomi menjadi pilar yang sangat penting setelah pendidikan dan kesehatan, Kwartir Pusat menunggu gagasan kreatif yang muncul dari generasi muda diseluruh Indonesia untuk muncul ke permukaan, sementara yang akan dilakukan saat ini Kwartir Pusat mencoba membangun Kedai dan Koperasi, harapannya bisa beranggotakan seluruh Kwartir Wilayah se Indonesia, sehingga semuanya merasa memiliki, ungkapnya”. (Disa)