HIZBULWATHAN.OR.ID, PONOROGO – Pandemi Covid-19 masih belum berakhir di Indonesia, bahkan untuk mencegah persebaran virus pemerintah di kota-kota besar melakukan pembatasan dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membuat sejumlah pembatasan kegiatan semakin ketat.
Menyikapi kondisi tersebut Hizbul Wathan tetap bisa melakukan perkaderan melalui Pelatihan Jaya Melati 1 yang diselenggarakan Kwartir Daerah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Ponorogon (Kwarda HW Kab Ponorogo) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO).
Pelatihan Jaya Melati 1 atau yang biasa disebut Jati 1 ini merupakan pelatihan untuk para pelatih tingkat dasar di Kepanduan Hizbul Wathan.
Dengan dikuti 48 peserta, acara yang berlangsung sejak 1-3 Februari 2021 dilakukan dengan full daring dan tgl 6-7 Februari 2021 secara luring.
Ramanda Muhammad Harun, Ketua Kwartir Wilayah HW Jawa Timur mengatakan, di masa pandemi Hizbul Wathan tetap harus menjalankan perkaderan walaupun melalui daring (online).
“Saya memang terus mendorong terselenggaranya Jati 1 secara daring, karena kita memang harus keluar dari kebiasaan yang mengekang di masa pandemi. Walaupun beberapa pelatih di Kwarda lain belum menghendaki pelatihan daring,” kata Ramanda Harun, pada Selasa (1/2/2021).
Menurut Ramanda Harun yang sekaligus Pelatih Nasional HW, perkaderan daring adalah jalan keluar dari permasalahan di masa pandemi. Karena kalau tidak ada solusi yang mencerahkan maka dalam pengkaderan Muhammadiyah dan Hizbul Wathan akan fakum untuk regenerasi mendatang.
“Sebelum bertindak saya pun mencari refrensi dari beberapa website Kepanduan Dunia ternyata memang pelatihan secara online itu sudah dilakukan oleh banyak kepanduan di berbagai belahan dunia”, tegas Dosen di Universitas Muhammadiyah Gresik (UM Gresik) ini.
Ramanda Harun menambahkan, Jaya Melati 1 yang diselenggarakan Hizbul Wathan Ponorogo ini merupakan perkaderan pertama yang dilakukan secara daring dan luring. Dalam perkaderan ini pihaknya sudah mendapat rekomendasi dari MCCC Ponorogo dan izin dari Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
“Saya pribadi adalah orang yang suka mencoba. Mencoba terlebih dahulu kemudian kalau terdapat kekurangan-kekurangan baru dievaluasi pelan-pelan untuk dijadikan perbaikan,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Haidar Mumtazan (Mahasiswa HKI UMM) / Peserta Jati 1 Ponorogo.
Editor : Andi Mahfuri