hizbulwathan.or.id- Kota Jogja. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta mengadakan kegiatan Kajian Rutin perkaderan,Rabu 27 September 2017 bertempat di Aula PDM Kota Yogyakarta, kajian rutin bulanan tersebut dilaksanakan setiap pekan ke empat di akhir bulan, kegiatan yang di ikuti oleh seluruh Pimpinan Muhammadiyah mulai dari Pimpinan Ranting higga Pimpinan Daerah dan Angkatan Muda Muhammadiyah se Kota Yogyakarta.
M.Harpan N, Dalam sambutan nya mewakili PDM Kota Yogyakarta mengungkapkan bahwa kita selaku kader Muhammadiyah harus meladani perjuangan Panglima Besar Jendral Sudirman, sebagai kader persyarikatan harus memiliki andil dan melakukan hal yang terbaik untuk bangsa ini dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi persyarikatan dan Ummat, Jelas Harpan.
Dalam pemaparan yang di sampaikan oleh Ramanda Sarbiran, perjuangan Panglima Besar Jendral Sudirman sangat luar biasa, dengan semangat jihad demi memperjuangan Agama dan Negara nya beliau rela melakukan perang gerilya bersama rakyat Indonesia, Sudirman merupakan salah satu kader terbaik yang di miliki oleh Muhammadiyah dan menjadi Pimpinan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di Kabupaten Cilacap,dan sejarah bangsa Indonesia mencatat bahwa Panglima Besar Jendral Sudirman merupakan Bapak TNI.
“Perjuangan di Zaman Jendral Sudirman, berbeda dengan era modern. Contoh kecil yang harus kita lakukan yaitu berhasil dalam studi, bekerja, membangun keluarga dll, sehingga ketika mencapai keberhasilan dapat memberikan contoh atau keteladanan bagi orang sekitar. Maka perjuangan yang menunjukan nilai-nilai kepahlawanan bagi kader Muhammadiyah dapat diartikan sebagai situasi yang semakin lebih baik, situaisi yang membahagiakan, dan situasi yang lebih mendekatkan diri kepada Allah atau ketaqwaan.” – ungkap Sarbiran.
Hatta F Rahmadi dalam Siaran Pers nya menyampaikan, “Panglima Besar Jendral Sudirman menjadi inspirasi bagi kami generasi pandu Hizbul Wathan angkatan muda, perjuangan yang tak pernah lelah hingga akhir hayatnya untuk bangsa Indonesia, ditengah berjuang melawan penyakit Tuberkulosis yang menyerang tubuhnya, namun semangat beliau tidak pernah mengeluh pada penyakit yang di deritanya, Sudirman boleh wafat namun perjuangan beliau selalu menjadi inspirasi kami di Hizbul Wathan”. Jelas Hatta.
Senada dengan Hatta, Rakhmawati Razie selaku koord SSR TB HIV Care ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta saat di temui mengungkapkan, “kegiatan kajian perkaderan seperti ini sangat bagus sekali untuk para kader, dan tema kali ini sangat menarik yakni tokoh bangsa Panglima Besar Jendral Sudirman, semangat jihad Panglima Besar Jendral Sudirman dalam perjuangan grilya nya, seperti kita ketahui bersama bahwa Panglima Besar Jendral Sudirman wafat dalam usia yang relatif masih muda karena terserang penyakit Tuberkulosis, saat ini angka kasus penyakit Tuberkulosis di Indonesia masih cukup tinggi, dari hasil penelitian angka kasus negara kita saat ini tertinggi nomor dua di dunia setelah negara India, hal ini merupakan persoalan yang serius di negara kita, penyakit ini tidak pandang bulu, bahkan Panglima Besar Jendral Sudirman wafad akibat terserang penyakit ini, perlu kontribusi nyata dari seluruh kader Muhammadiyah untuk jihad melawan penyakit Tuberkulosis ini, sehingga dapat menekan angka penularan dan tidak terjadi lagi seperti panglima besar Jendral Sudirman yang wafad akibat penyakit ini,Amin.” (AR)
Kontributor: Tim Media Center Dewan Sughli Kwarda HW Jogja