Yogyakarta : Sebanyak 60 Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah (RSMA) di seluruh Indonesia sudah melaksanakan program vaksinasi bagi warga masyarakat yang sudah menjadi target. Keikutsertaan 60 RSMA tersebut sebagai dukungan Muhammadiyah terhadap program vaksinasi yang dicanangkan oleh pemerintah.
Demikian disampaikan oleh Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah, Agus Samsudin saat memberikan keterangan pers di Yogyakarta hari ini (05/05/2021).
“Dari 60 RSMA tersebut, paling banyak di Jawa Tengah sebanyak 22 RS, kemudian Jawa Timur 19, DKI Yogyakarta 6, Jakarta 5, Sumatera Barat 2, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, serta Sulawesi Selatan masing-masing 1 dengan jumlah peserta vaksinasi mencapai 68.208 orang,” kata Agus Samsudin.
Untuk pelayanan isolasi mandiri, Agus Samsudin menyampaikan seperti sudah diberitakan sebelumnya bahwa Muhammadiyah menyediakan 6 tempat, 1 di Jakarta dan 5 di Yogyakarta. “Sampai saat ini shelter-shelter kami di Unisa, PP Aisyiyah, Zaitun PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Unires UMY, Gose PKU Muhammadiyah Bantul dan Pusdiklat RSI Jakarta Cempaka Putih sudah melayani total 635 orang,” ungkapnya.
Agus Samsudin juga kembali mengingatkan meskipun vaksinasi sudah berjalan, protokol kesehatan ketat dengan menerapkan 5 M harus selalu dijalankan karena situasi pandemi Covid-19 terkini. “Trend penularan naik, kejadian india bisa terjadi di indonesia, malaysia sudah kerepotan dan Singapura sudah memperketat protokol,” ujarnya.
Oleh sebab itu, menurut Agus Samsudin larangan mudik oleh pemerintah wajib didukung bersama-sama. Sebaiknya, kata Agus Samsudin diikuti dengan pengetatan protokol kegiatan di wilayah publik karena kalau libur hari raya ini tidak terkontrol akan berakibat tertundanya program mulai masuk sekolah di bulan juni.
”Warga persyarikatan dimohon tetap menepati edaran PP Muhammadiyah No. 03/EDR/I.0/E/2021 tentang buka bersama (takjilan), sahur bersama, tadarus berjamaah, iktikaf dan kegiatan lainnya di masjid/musala dan sejenisnya yang melibatkan banyak orang serta di dalamnya terdapat perilaku yang berpotensi menjadi sebab penyebaran virus Covid-19 seperti makan bersama, tidak dianjurkan,” ujar Agus Samsudin.
Sementara untuk menyambut Idul Fitri yang sebentar lagi akan tiba, Agus Samsudin menyampaikan panduan yang dimuat dalam surat edaran tersebut. “Takbir Idul Fitri diutamakan dilakukan di rumah masing-masing, boleh dilakukan di masjid atau mushola dengan syarat tidak ada jamaah di sekitarnya yang terindikasi positif Covid-19, dilakukan pembatasan jumlah orang dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara disipllin,” imbuhnya.
Untuk sholat Idul Fitri bagi masyarakat yang di tempat tinggalnya ada penularan Covid-19 dapat dilakukan di rumah saja, kata Agus Samsudin. “Bagi masyarakat yang di sekitar tempat tinggalnya tidak ada penularan Covid-19, sholat Idul Fitri dapat dilaksanakan di lapangan kecil atau tempat terbuka di sekitar tempat tinggal dengan jumlah jamaah yang tidak membawa kerumunan besar,” tegasnya.
Namun, Agus Samsudin mengingatkan bahwa sholat Idul Fitri tersebut dapat dilaksanakan dengan ketentuan dengan shaf berjarak, menggunakan masker, tidak dalam kelompok besar atau terpisah dalam kelompok kecil dengan pembatasan jumlah jamaah yang hadir.
“Tentu semua itu harus selalu mematuhi protokol kesehatan terkait dengan pencegahan Covid-19 dan bagi yang memilih melakukan kegiatan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri di rumah tentu akan jauh lebih aman,” pungkasnya.
Budi Santoso, S.Psi., M.KM.
Tim Media MCCC PP Muhammadiyah