Pemalang – Kwartir Pusat Hizbul Wathan mengapreasiasi kegiatan Jambore Daerah ke-VIII yang diselenggarakan Kwartir Daerah Hizbul Wathan Kabupaten Pemalang pada, 11-13 Desember 2022 di Lapangan Desa Taman yang diikuti 46 Qabilah.
Ketua Umum Kwartir Pusat Hizbul Wathan Ramanda Endra Widyarsono mengatakan, perkemahan dan jambore merupakan akumulasi puncak pelatihan dan pembelajaran tentang kepanduan yang diterima dalam kegiatan selama ini di masing-masing Qabilah.
“Maka dari itu lewat kemah ini Kader HW dituntut mampu mengaktualisasikan kemampuan dirinya dalam skill motorik, ilmu kepanduan maupun sifat, atittude perilaku sebagai pandu sejati,” kata Ramanda Endra dalam sambutan sebelum membuka Jambore ke-VIII Kwarda HW Pemalang.
Perkemahan Era sekarang sedikit sekali ditemukan materi survifal misalnya peserta kemah tidak dituntut untuk menyalakan api dengan batu atau damar selo karena api mudah didapat lewat korek api.
Contoh lain adalah peserta tidak perlu lagi berburu bahan sayuran untuk dimasak karena sudah tersedia bahkan dimudahkan. Hal ini terlihat dari kegiatan ini yang melibatkan warga dalam hal memenuhi konsumsi peserta perkemahan.
Dalam kesempatan yang sama Ramanda Endra mengajak Pandu HW untuk selalu menjaga lingkungan terutama menjaga kebersihan saat di perkemahan.
“Masalah kebersihan tidak hanya jadi tanggung jawab panitia penyelenggara, namun peserta termasuk juga pihak orang tua yang menyambangi putra putrinya juga stake holder,” ajaknya.
Selanjutnya Ramanda Endra menyebutkan, kebersihan bagi Pandu HW sudah menjadi jati diri. Contoh nyata ini terlihat saat gelaran akbar Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Surakarta, November 2022.
“Hizbul Wathan ikut mengerahkan sekitar 800 pasukan terlibat dalam tim kebersihan yang membuat Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah jadi sorotan kebersihannya,” sebutnya.
Tidak hanya terlibat di Tim Kebersihan, Pandu HW ikut pula mengisi panduan suara dan koreografi tribun. HW juga tampil dengan drumband dalam penyambutan Presiden Joko Widodo saat hadir di Stadion Manahan.
Menyinggung lebih jauh mengenai kebersihan, Ramanda Endra menyampaikan Hizbul Wathan perlu mencontoh budaya Oosouji Jepang. Ketika Timnas mereka berlaga, para supporter Jepang membersihkan sampah di stadion hingga diapresiasi banyak pihak.
“Kebersihan itupun dilakukan para pemain dalam keadaan lelah dan sedih usai Timnya dikalahkan Timnas Croasia. Kegiatan itu dilakukan tidak ingin mendapatkan pujian sebagaimana Tim kebersihan HW saat membantu Muktamar, contoh seperti ini ini perlu diimplementasikan terus menerus di manapun berada,” kata Ramanda Endra.
Kebersihan di Kepanduan HW juga nyata di contohkan oleh Bapak Pandu HW, Soedirman sebelum menjadi Jenderal. Bahkan saat menjadi Pandu HW, Dirman (panggilan akrab mudanya) tidak hanya remaja sholeh yang pantas jadi panutan tapi Dirman juga figur peduli lingkungan dengan kiprahmya di masyarakat. Dirman muda juga seorang yang mahir bermain bola ditunjukkan dengan posisinya sebagai back handal tak tergantikan di kesebelasan Banteng Jaya di jamannya.
Dalam hal sepak bola, diceritakan Dirman pernah mengalami cidera kaki dan mata sebelah kanan. Luka itu dibawa sampai akhir hayatnya. Karena kegigihan dan keuletannya serta kemampuan memimpin ia di amanahi menjadi Ketua Persatuan Sepak Bola se Banyumas pada waktu itu.
Selain itu, Soedirman juga sangat peduli terhadap kondisi hidup masyarakat dibuktikan ketika paceklik pangan, karena keaktifannya di HW, Soedirman diamanahi tanggung jawab menghimpun pangan membantu masyarakat hingga menjadi ketua koperasi.