HIZBULWATHAN.OR.ID, Yogyakarta : Ramanda Endra Widyarsono melalui sesi tanya jawab yang di moderatori oleh Andi Mahfuri pada tahun 2019 menceritakan banyak pengalaman yang jarang diketahui khalayak umum, hingga saat ini beliau mendapat amanah sebagai Ketua Umum Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sampai dengan Muktamar ke-4 HW tahun 2023.
Kiprah Kepanduan Hizbul Wathan di Indonesia sudah tak diragukan eksistensinya. Sejak dibangkitkan kembali tahun 1999 silam, banyak tokoh besar yang muncul dari Hizbul Wathan, salah satunya Ramanda Endra Widyarsono. Ditetapkan melalui Tanwir Ke-2 Hizbul Wathan (28/2/2021), Endra mendapatkan amanah menjabat Ketua Umum Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan hingga tahun 2023.
Melalui sesi tanya jawab yang dipandu oleh Andi Mahfuri, Endra bercerita telah bergabung sejak masa kebangkitan HW tahun 1999. Saat momen kebangkitan HW, ia mengaku dipanggil panitia pelaksana kebangkitan HW di Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang pada waktu itu rapat dipimpin oleh Drs. H. Ali Warsito (Ketua PWM DIY). Saya diminta untuk mendesain kegiatan di lapangan dengan mengumpulkan sepuluh ribu orang. “Langsung saya jawab, siap.” ungkap lelaki yang kerap disapa Ramanda Endro. Pasalnya, jumlah pelajar Muhammadiyah di Kota Yogyakarta yang berasal dari 4 Kabupaten dan 1 Kota, Kab. Sleman, Kab. Gunung Kidul, Kab. Kulon Progo, Kab. Bantul dan Kota Yogyakarta, sudah lebih dari sepuluh ribu siswa.
Pada saat itu, lanjutnya, kegiatan tersebut turut dihadiri Prof. Dr. H. A. Syafii Maarif Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. HM. Amien Rais Ketua MPR RI, Prof. Dr. H. Yahya Muhaimin Mendiknas RI, Jenderal TNI (Purn) Hari Sabarno Wakil MPR RI, Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. AM. Hendropriyono, Mayjend TNI (Purn) Muchdi Purwoprandjono, Drs. H. Muchlas Abror dan para tokoh lainnya, sekaligus menjadi momen pembuktian kembali kepada masyarakat bahwa Muhammadiyah mempunyai kepanduan yang masih aktif yaitu Hizbul Wathan.
Euforia kebangkitan memunculkan banyak tantangan, inspirasi dan inovasi untuk menjadikan anggota pandu HW yang multitalenta karena salah satu organisasi ortonom yang tidak memiliki Batasan usia. Salah satunya yang pernah dialami oleh Endra, kiprahnya di Kwartir Pusat HW sejak dulu menjadikan ia bisa mengenal dan belajar kebudayaan di berbagai daerah di Indonesia. “Ketika kunjungan di Maluku atau Sulawesi, selain menyiarkan HW juga bisa menumbuhkan rasa nasionalisme.” Lelaki yang pernah rangkap-rangkap kuliah di PTN ternama di Jogja tersebut mengaku bisa mengaplikasikan ilmu yang ia timba selama kuliah sembari menghidupakan kembali HW di daerah-daerah yang belum terbentuk Kwartir Wilayah.
Ada satu kesan tersendiri yang dialami Endra ketika kedatangan Amien Rais pada deklarasi kebangkitan HW tahun 1999. Saat Muktamar HW Ke-2 di Jakarta Tahun 2010, Endra yang memiliki background seni rupa, melukis sosok Amien Rais saat mengenakan kacu / hasduk sepuluh tahun silam. Tak disangka, lukisan yang dibubuhi tanda tangan Amien Rais itu laku dilelang dengan harga yang tinggi. “Waktu itu dari harga lima juta, sampai laku di harga 25 juta.” kenang Endra.
Dari sekian banyak pengalaman selama berkiprah di HW, ada satu momen yang menurut Endra begitu berkesan yaitu ketika mengikuti survey napak tilas Jenderal Sudirman sebagai pandu. Kisah tiga tahun lalu yang ia alami tersebut memberikan pelajaran-pelajaran dari masyarakat yang ia temui sebagai informan yang turut menjadi saksi perjuangan Jenderal Sudirman dahulu ketika bergirlya. Ternyata gerilya yang dilakukan Jenderal Sudirman sudah lebih dulu beliau lakukan ketika perjalanan dari Cilacap, Jawa Tengah ke Batur, Banjarnegara Jawa Tengah untuk berkemah. “250 km ditempuh dengan masuk keluar hutan dan menerapkan ilmu kepanduan”
Pengalaman lain yang menambah wawasan dan pengetahuan Ramanda Endra adalah pengalaman beliau yang telah menjadi guru sejak tahun 1984, dan menjadi kepala sekolah di Muhammadiyah sejak tahun 2003 hingga sekarang. Pengalaman lainnya beliau pernah aktif di Majelis Dikdasmen PDM Kota Yogyakarta, Majelis Pustaka PDM Kota Yogyakarta, Ikatan Pustakawan Indonesia, Lembaga Seni dan Olah Raga PWM DIY, Kajian Islam untuk Seniman Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, dan saat ini tahun terakhir di Kepala SMP Muhammadiyah 10, serta masih aktif di divisi ortom di MCCC Pusat.
Terakhir, Endra berpesan kepada seluruh generasi muda saat ini, Hizbul Wathan merupakan organisasi ortom yang mencetak pribadi cerdas multi talenta. Cerdas dalam intelektual, spiritual, sosial, hati dan emosinya, menjadi insan sholeh dan sholehah penuh integritas, sehingga tidak canggung ketika terjun ke dalam masyarakat. “Bahasanya, agar tidak plonga plongo.” candanya. (Disa)