YOGYAKARTA – Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) sebagai organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah terus hadir menjadi wadah pendidikan bagi anak-anak, remaja dan pemuda melalui prinsip dasar dan metode kepanduan.
Hizbul Wathan dalam menjalankan sistem pendidikan di luar keluarga dan sekolah untuk anak, remaja dan pemuda yang dilakukan di alam terbuka dengan metode yang menarik, menyenangkan dan menantang, membina dan menggerakkan angkatan muda dengan cara memperteguh iman, mempergiat ibadah, mempertinggi akhlaq, dan meningkatkan semangat jihad sehingga menjadi manusia muslim yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa, merupakan bagian dari usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya.
Atas dasar dan peran pendidikan inilah Hizbul Wathan menggagas Kurikulum Pra Athfal melalui Diseminasi Nasional Kepanduan Hizbul Wathan yang diselenggarakan oleh Kwartir Wilayah HW Jawa Timur, pada (9/7/2021).
Ramanda Muhammad Harun, Ketua Kwartir Pusat Hizbul Wathan (Kwarpus HW) yang mengkoordinasi Bidang Pengembangan dan Pembinaan Organisasi mengatakan gagasan kurikulum ini sejalan dengan Sistem Pendidikan Nasional.
Dimana sistem tersebut memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dimana pembentukan dan pengembangan karakter bangsa merupakan fondasi bagi keberlanjutan hidup berbangsa dan bernegara dan harus dilakukan sedini mungkin.
“Hal ini juga sejalan dengan tujuan utama pendidikan PAUD ‘Aisyiyah, yaitu membentuk anak Indonesia yang berkualitas dan tumbuh berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa,”urai Ramanda Harun dalam paparannya.
Selain itu, Ramanda Harun yang juga Ketua Kwarwil HW Jawa Timur menilai dalam organisasi ‘Aisyiyah, PAUD terdiri dari Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain/Play Group, Taman Pengasuhan Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis, Taman Bina ‘Aisyiyah (TBAA), dan Taman Pendidikan ‘Alqur’an ( TPQ)
Sebenarnya ada benang merah yang dilakukan di sini, sistem pendidikan anak usia dini merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 6 (enam) perkembangan: agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni.
“Nah, apa yang diinginkan oleh PAUD sesungguhnya dikembangkan bentuknya di Hizbul Wathan apa bentuknya satu hizbul wathan memiliki prinsip dasar, perwujudan aqidah tauhid, pembinaan akhlak mulia, penguatan janji dan Undang-Undang HW,” urai Ramanda Harun.
Pengembangan pendidikan karakter lewat Pra-Athfal untuk anak usia dini atau TK yang digagas Hizbul Wathan mendapat dukungan dari Trainer PAUD Nasional, Kis Rahayu. Ia menilai langkah yang digagas Hizbul Wathan menjadi kebutuhan esensial bagi pendidikan anak usia dini.
Hal ini menurutnya senafas dengan konsep PAUD HI sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 60 Tahun 2013 Pasal 1 ayat (2) menyatakan, “Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) adalah upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memunuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi”.
“Untuk itu, saya berbangga sekali saat ini sedang digagas kurikulum kepanduan pra-athfal yang tentu nanti akan sangat memperkaya metode,” paparnya.
Lebih jauh Penulis Modul Guru dan Anak Usia Dini ini menilai untuk urusan materi tentu pendidikan anak usia dini bisa menggunakan apa yang sudah ada di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) atau Kelompok Bermain ‘Aisyiyah tetapi dari sisi metode langkah yang telah digagas Hizbul Wathan merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan bagi pendidikan dan pelayanan usia dini.