HIZBULWATHAN.OR.ID, BANDUNG – Rapat Kwartir Wilayah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (24/10/21) di Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) sukses digelar, dengan dihadiri oleh Kwartir Wilayah dan seluruh perwakilan Kwartir Daerah HW se-Jawa Barat. Kegiatan yang dilaksanakan secara luring dengan protokol kesehatan yang ketat serta diikuti secara daring oleh beberapa peserta dari luar Jabar, terlaksana dengan riang gembira penuh dengan kekeluargaan.
Ramanda Asep Djadjuli selaku Ketua Kwarwil HW Jabar berpesan kepada para peserta untuk istiqomah dalam syiar dakwah HW dan Muhammadiyah, “Mari kita Pandu Hizbul Wathan harus istiqomah dalam melaksanakan kegiatan HW dan sami’na wa atho’na terhadap keputusan-keputusan persyarikatan Muhammadiyah, dimanapun kita berada, HW harus sedikit bicara banyak bekerja, sedikit bicara banyak beramalnya”, tegas Abah Asep.
Bertempat di Gedung megah di kampus perkaderan, para peserta disambut dengan hangat oleh perwakilan UMB Ramanda Acep M. T. Syamsuddin, “saya dulu pernah di Kwarwil Jabar bersama Ramanda Asep DI panggilan akrabnya, jadi saat ini saya sangat bergembira Kwarwil menyelenggarakan kegiatan di kampus ini, kampus ini merupakan kampus perkaderan, semua ortom, majelis dan lembaga akan kami fasilitasi apabila menggunakan kampus ini, kampus ini merupakan kampus kita bersama, selamat datang kepada para peserta rapat dan anggap ini rumah kita sendiri. Perlu Ramanda Ibunda ketahui, semula kami hanya mempunyai 60 mahasiswa, alhamdulillah berjalan 5 tahun, mahasiswa kami ada sekitar 5000, hal ini menjadi dorongan untuk kita semua untuk mengajak kepada keluarga dan kerabat kita untuk bergabung menjadai mahasiswa UMB, kami menyediakan banyak beasiswa, seperti beasiswa tahfidz, kader, dan lain sebagainya”, ungkap Ramanda Acep.
Ir. H. Suhada, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat turut hadir dalam pembukaan rapat Kwarwil HW Jabar dan menjelaskan arti kader kepada para peserta, “Untuk memahami apa itu kader, kita bisa definisikan menjadi beberapa katagori sebagai berikut, pertama Kader Struktural, mereka yang berada di struktur organisasi otonom Muhammadiyah dan merupakan bagian dari kader persyarikatan Muhammadiyah, Kedua Kader Amal Usaha Muhammadiyah, orang-orang yang berprofesi sebagai guru, dosen, karyawan di amal usaha Muhammadiyah merupakan kader amal usaha Muhammadiyah, jadi tidak ada lagi yang mengatakan, ah saya bukan kader, hanya mengajar di amal usaha Muhammadiyah. Ketiga Kader Bangsa, seragam HW merupakan eksistensi kader bangsa, dengan menggunakan seragam HW, seorang pandu memperjuangkan kebenaran, kebaikan dan kejujuran seperti Panglima Besar Jenderal Sudirman, hal ini yang sedang dibutuhkan negara ini, agar Negara Kesatuan Republik Indonesia selamat”, ungkap Ramanda Suhada.
Ketua PWM Jabar menegaskan bahwa makna kader bangsa tidak harus sebagai pejabat negara, “tidak harus menjabat sebagai pejabat negara bagi seorang kader bangsa, tidak harus memegang senjata, tetapi memberikan kontribusi pemikiran, dan memberikan keteladanan untuk menjaga keutuhan bangsa kita ini, itu bisa disebut sebagai kader bangsa. Profesi guru, tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya untuk mendidik dan menolong orang lain, hal itu juga dalam rangka menjaga keutuhan NKRI, juga termasuk kader bangsa”, tegas Ramanda Suhada.
Ramanda Suhadi memberikan apresiasi kepada Kwarwil HW Jabar yang kegiatannya terus meningkat, kami doakan semoga pada rapat kali ini menghasilkan keputusan-keputusan strategis dalam rangka mendukung perkaderan Muhammadiyah, dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim, Ketua PWM Jabar membuka rapat Kwarwil diiringi dengan tepuk HW yang membahana.
Selanjutnya, pembukaan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Ramanda Imran, dan dilanjutkan dengan Pengukunan Ahli Pandu dan Pengukuhan lulusan Jaya Matahari 1. Rapat Kwartir dipimpin oleh Ramanda Asep Djadjuli, Ramanda Ucin Herfin, Ramanda Budi, Ramanda Agus Sumri, memaparkan kondisi HW di Jawa Barat, ada 6 Kota dan Kabupaten yang belum ada HW nya seperti Kota Banjar, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang. Sedangkan yang belum aktif/vakum terdiri dari Kota Bekasi, Cianjur dan Kabupaten Sumedang. Rapat dilanjutkan dengan sosialisasi hasil keputusan Tanwir ke-2 HW, Sosialiasi Lambang HW dan Sosialiasi tentang penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan. (saa)