Surakarta – Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (HW UMS) adakan Kajian Ramadhan yang berkolaborasi dengan Hizbul Wathan Kafilah Jendral Soedirman STIKP Muhammadiyah Bogor. Selain menambah ilmu dan wawasan tujuan utama dari kegiatan ini yaitu untuk menjalin silaturahmi antara HW UMS dan HW STKIP Muh. Bogor beserta seluruh peserta kajian.
Ramanda Halim Kusuma selaku Pembina HW UMS dalam sambutannya mengatakan bahwa ia berharap kolaborasi ini dapat menjadi wadah untuk bertukar ilmu diantara pandu HW serta kegiatan ini juga dapat terus berkelanjutan dan tidak semata-mata hanya dilaksanakan di bulan ramadan”.
Rakanda Ainun Selaku ketua divisi AIK HW UMS turut mengutarakan harapannya agar kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dan lebih baik.
“Peran Seorang Pandu dalam Momentum Penghujung Ramadhan dimasa Pandemi Covid-19” merupakan tema yang diusung dalam kajian ramadhan yang dilaksanakan pada hari sabtu (08/05/21). Peserta dalam kegiatan ini tidak hanya dari kedua belah pihak yang berkolaborasi namun dihadiri juga sobat hw dari berbagai daerah seperti Jambi, Bangka Belitung, Tasikmalaya, Sidoarjo, Sorong dan beberapa daerah lainnya.
Kolaborasi Kajian Ramadan yang dilakukan secara daring melalui zoom meeting ini dihadiri oleh dua pembicara yang sangat luar biasa dan mumpuni di bidangnya masing-masing, yaitu Ramanda Naufal Ramadian yang merupakan wakil ketua III STKIP Muhammadiyah Bogor dan Ramanda Sri Sunarjono yang merupakan Ketua bidang PPE Qobilah HW UMS.
Dalam Pemaparannya Ramanda Naufal Ramadian membahas banyak hal dari mulai peran HW sebagai Ortom “Hizbul Wathan merupakan bagian dari Ortom Muhammadiyah dan dapat berperan sebagai Pelopor, pelangsung, dan menyempurna cita-cita Muhammadiyah”. Hingga pembahsan mengenai spirit Jendral Sudirman yang masih memiliki relevansi untuk diamalkan oleh pandu HW saat ini, “Selain pantang menyerah, Konsisten, dan mampu mempertahankan keimannya seorang pandu harus menjalankan tugas dan juga perannya”.
Mengenai beberapa poin dari janji pandu hw turut menjadi sorotan dalam pemaparan Ramanda Sri Sunarjono “Setia dan teguh hati, siap menolong dan wajib berjasa, siap melaksanakan perintah tanpa membantah, suci dalam hati pikiran, perkataan dan perbuatan” tidak sampai di sana ramanda Sri Sumarjono juga turut menjelaskan mengenai 10 hari terakhir di bulan ramadan serta apa saja yang bisa kita sebagai pandu HW lakukan.
Kegiatan ini berjalan dengan lancar, hampir seluruh peserta memiliki kesan baik dengan mengikuti kajian ramadhan ini, salah satunya ayunda Nuraeni dari HW Universitas Muhammadiyah Jambi yang mengatakan bahwa kegiatanya sangat luar biasa, banyak ilmu yang didapat dan ia berharap ilmu itu dapat ia amalkan. (Ainun)