BOGOR – Kafilah Penuntun Hizbul Wathan (HW) Jendral Soedirman Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Bogor (STKIPMB) terus memaju para anggotanya untuk tetap produktif di bulan ramadan kendati di masa pendemi Covid-19.
Hal itu diwujudkan lewat Kajian Ramadan yang digelar rutin melalui video conference Google Meeting. Kajian tersebut bertemakan “Ramadan Bersama Pandemi, Mari Sucikan Hati demi Terwujudnya Pandu Sejati”.
Ayunda Rindu Amalia Karima, Ketua Bidang Al-Islam Kemuhammadiyahan Kafilah Penuntun HW Jenderal Soedirman STKIPM Bogor mengatakan, kajian ramadan yang dilakukannya merupakan iktiar terus menanamkan akidah kesilaman bagi para anggota Hizbul Wathan.
“Sebagai ortom Muhammadiyah dan sekaligus Gerakan Kepanduan Islam. Maka, keberadaan Hizbul Wathan dalam pendidikannya senantiasa untuk menanamkan akidah Islam dan membentuk anggota didik yang berakhlak mulia. Hal inilah yang menjadi dasar penyelengaraan kajian,” kata Ayunda Rindu, pada Ahad (25/4/2021).
Selain untuk menanamkan akidah, disampaikan Ayunda Lena Utari Ketua Kafilah Penuntun Putri HW STKIP Muhammadiyah Bogor mengatakan, kajian rutin sekaligus memupuk semangat juang pandu sejati agar di masa pandemi di bulan ramadan tetap produktif.
Kajian tersebut di isi oleh pemateri yang disampaikan Ramanda Imran Fauzan Noor, Kwartir Wilayah Hizbul Wathan (Kwarwil HW) Jawa Barat. Dalam materinya Ramanda Imran Fauzan menyampaikan mengenai dasar kewajiban berpuasa, juga beberapa amalan-amalan yang dianjurkan selama berpuasa di bulan Ramadan.
“Ramadan memiliki ruang waktu yang suci dan hanya bisa dinikmati oleh mereka yang sudah menyucikan jiwa dan hartanya. Maka dari itu, ara pandu harus berbahagia menyambut bulan yang suci ini dan memperkuat ketaatan kepada Allah melebihi ketaatan di bulan-bulan sebelumnya,” ujar Ramanda Imran Fauzan yang sekaligus Pelatih Nasional Hizbul Wathan ini.
Lebih jauh Ramanda Imran Fauzan menjelaskan, sebelum mempelajari serta melaksanakan amalan-amalan yang dianjurkan, kita harus memahami terlebih dulu dasar dari amalan tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman selama melakukan ibadah atau amalan – amalan selama berpuasa di bulan Ramadan.
“Hal tersebut sangat berkaitan dengan Undang-Undang Pandu Hizbul Wathan yang ke-10 berbunyi, Pandu Hizbul Wathan itu, Suci dalam hati, Pikiran, perkataan dan Perbuatan,” papar Ramanda Imran Fauzan.
Selain menyampaikan materi seputar Ramadhan, Ramanda Imran Fauzan juga memaparkan tentang kepanduan Hizbul Wathan. Ia menjelaskan secara singkat mulai dari sejarah, prinsip, lambang hingga mempraktikan pula tepuk HW serta menyanyikan lagu Mars Hizbul Wathan, Hymne Hizbul Wathan dan Sahabat HW secara bersama-sama.
Kontributor: Ayunda Siti Maesaroh
Editor: Rakanda Andi