Delapan Syarat Menjadi Pandu Hizbul Wathan Disampaikan Dalam Orientasi di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Orientasi Hizbul Wathan yang digelar Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) yang digelar Kamis, (25/3/2021) menjadi salah satu ajang pembinaan karakter. Digagas oleh Ka. Biro Kemahasiswaan UMTS Uli Anto Hutagalung, SE, MPd, kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan kader ummat dan kader Muhammadiyah yang militant sedikit bicara banyak bekerja.
Berlandaskan latar belakang mahasiswa yang tidak semua berasal dari anak warga Muhammadiyah, orientasi seperti ini bisa mengenalkan Muhammadiyah dan Hizbul Wathan lebih dalam. “Sehingga mampu membina kerukunan ummat di tengah masyarakat.” ungkap Uli.
Dihadapan 130 peserta yang hadir via Aplikasi Zoom, Ramanda Uun Harun Syamhuddin menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan islam amar ma’ruf nahi munkar yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. “Maka dengan itu Muhammadiyah bermakna pengikut Nabi Muhammad SAW.”
Sebagai seorang pandu HW, pembentuk jati diri yang harus dimiliki selain Al-Quran dan Sunnah yaitu Kehizbulwathanan. Apabila seorang pandu sudah berpegang pada ketiga hal tersebut, maka harus memiliki jati diri HW sesuai keputusan Muktamar Muhammadiyah Seperempat Abad Tanggal 21-26 Juli 1936 di Jakarta.
Pertama, sanggup membuang segala kesalahan yang sudah-sudah; Kedua, Sanggup menjadi orang yang sholeh; Ketiga, sanggup menjadi orang yang muslih; Keempat, sanggup hidup menurut perjanjian dan Undang-Undang HW; Kelima, sanggup hidup sepanjang kemauan agama islam; Keenam, sanggup menjadi pembela islam; dan Kedelapan, sanggup mengorbankan harta, pikiran, dan tenaga untuk keperluan HW seluruhnya.
“Pada era saat ini, upaya menegakkan agama Allah banyak godaan dan ancaman.” ungkap Ramanda Uli. Pandu HW sebagai pandu yang berasaskan Islam harus tetap taat kepada Allah dan RasulNya dalam mengerjakan kebajikan sesuai dengan QS Al-Ahzab : 31 yang artinya “Dan barangsiapa di antara kamu (istri-istri Nabi) tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan kebajikan, niscaya Kami berikan pahala kepadanya dua kali lipat dan Kami sediakan rezeki yang mulia baginya.” (Disa)