PONOROGO – Hizbul Wathan sebagai Gerakan Kepanduan harus dituntut tanggap, tangguh dan akrab di segala medan lapangan. Mengingat keadaan medan lapangan seringkali menimbulkan permasalahan-permasalahan, Pandu Hizbul Wathan harus dituntut mampu beradaptasi, sehingga dibutuhkan daya kreatif, inovatif dan efektif ketika di lapangan.
Untuk memaksimalkan ini, para Pandu Hizbul Wathan dibekali keilmuan dan latihan diacara Seminar dan Loka Karya Nasional (Semloknas) dan Gladi Nasional Penuntun II Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) dan Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia.
Acara ini dilaksanakan bentuk partisipasi Kepanduan Hizbul Wathan sebagai Ortom Muhammadiyah ikut Song Song Muktamar ke-48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang akan berlangsung November 2022, mendatang.
Kegiatan dibuka oleh Endra Widyarsono, Ketua Umum Kwartir Pusat Hizbul Wathan, di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO), pada Senin (25/07/2022). Dalam sambutannya Ramanda Endra menyambut baik kegiatan yang melibatkan HW di seluruh PTMA dan Perguruan Tinggi Islam di seluruh Indonesia ini.
Semloknas dan Gladian) Penuntun II Hizbul Wathan PTMA dan Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia akan berlangsung dari Senin-Kamis, 25-28 Juli 2022 di Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Hizbul Wathan Tampilkan Budaya Lokal Ponorogo
Memakai nama Gladian, diambil dari bahasa Jawa yang berarti “Latihan”. Gladian Penuntun adalah sebuah kegiatan Hizbul Wathan di Tingkat Penuntun, untuk seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah serta Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia.
Kegiatan tersebut bertujuan merajut silaturahim antar Penuntun di PTMA dan Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia, serta melatih skill (keahlian) para kader Pandu Hizbul Wathan tingkat Penuntun. Semloknas dan Gladian adalah agenda rutin Kwartir Pusat Hizbul Wathan lima tahun sekali bekerja sama dengan PTMA se Indonesia.
Ramanda Muhammad Ridwan, Ketua Panitia menyampaikan, Semloknas dan Gladian penuntun kali yang dilaksanakan kali ini berbeda dari kegiatan latihan lain, karena bertepatan dengan Grebeg Suro.
“Gladian kali ini bareng dengan Grebeg Suro, dimana jika Grebeg Suro di Ponorogo mengadakan beberapa pagelaran budaya dan rangkaian kirab pusaka”, ujar Rakanda Muhammad Ridwan dalam sambutannya.
Ponorogo sendiri adalah sebuah Kabupaten di Jawa Timur yang memiliki banyak budaya. Jadi kehadiran kegiatan Semloknas dan Gladian Penuntun II bagi Hizbul Wathan sebagai upaya menanamkan nilai nilai keislaman lewat adat dan istiadat.
“Universitas Muhammadiyah Ponorogo adalah pelopor universitas yang berbudaya berkemajuan sesuai dengan nilai nilai keislaman berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga para Pandu HW harus ikut ikhtiar meciptakan budaya berkemajuan,” sambungnya.
Hal menarik pada acara pembukaan Semloknas dan Gladian II Hizbul Wathan adalah pentas sabung antara Hizbul Wathan dan Tapak Suci hingga membuat penonton sangat antusias menyaksikan pertunjukkan yang tampilkan.
“Harapannya, dengan penampilan budaya seperti ini bisa menambah pengetahuan bagi Pandu Hizbul Wathan tentang budaya Ponorogo yang religius,” pungkasnya. (*)
*Kontributor: Dita Fitria Wati (HW UMS)
Editor: Andi