Kamis, April 25, 2024
BerandaUncategorizedHizbul Wathan dilihat dari Pendidikan Muhammadiyah

Hizbul Wathan dilihat dari Pendidikan Muhammadiyah

Oleh: H. Jumari Ismanto

Disampaikan pada: Peluncuran Perdana Majalah Bulanan Hizbul Wathan. Sabtu, 17 Muharram 1421 H/22 April 2000 M.

 

A. Hizbul Wathan merupakan wadah pembinaan keagamaan, keterampilan dan rekreasi di kalangan anak dan remaja. Menurut periodesasi lahirnya lembaga-lembaga dilingkungan persyarikatan Muhammadiyah. Hizbul Wathan termasuk periode awal keberadaanya yaitu tahun 1918 M. Lembaga yang mula-mula dirintis adalah Fathu Al-Asrar (Pembuka Rahasia), Miftahu Al-Sa’adah (Pembuka Keberuntungan), Qismu Al-Arqa (Pendidikan berjenjang atau Formal), Aisyiyah (urusan wanita), Siswo Proyo (Nasyi’atul ‘Aisyiyah), dan Hizbul wathan. (Begitu penjelasan putra alm. KHA. Dahlan, Drs. M. Djazman Al-Kindi). Berikutnya beliau merintis Pondok Muhammadiyah, Madrasah Zu’ama/Za’imat, Madrasah Mu’allimin/Mu’allimaat, sekolah umum (MULO, HIK dan SR). Dalam perkembangan, Hizbul Wathan cukup pesat hingga ada SK Presiden RI Pertama tentang penyatuan Kepanduan yang ada yaitu menjadi Pramuka, tahun 1961. Lembaga pendidikan TK hingga perguruan Tinggi tidak kurang dari 13131 buah, sebuah angka fantastis. Secara rinci sebagai berikut:

1. Taman Kanak-kanak = 3362

2. Taman Pendidikan AlQuran = 3015

3. Madrasah Diniyah = 984

4. Madrasah Ibtidaiyah = 1400

5. Sekolah Dasar (SD) = 1108

6. Madrasah Tsanawiyah (MTs) = 568

7. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) = 1170

8. Sekolah Menengah Umum (SMU) = 618

9. Madrasah Aliyah = 178

10. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) = 330

11. Sekolah Luar Biasa (SLB) = 71

12. Mu’allimin/Mu’allimat = 25

13. Pondok Pesantren = 146

14. Universitas = 42

15. Institut = 5

16. Sekolah Tinggi = 63

17. Akademi = 43

18. Politeknik = 3

Dari sekian banyak sekolah ada juga yang terkena likuidasi, tetapi masih banyak sekolah yang belum terdaftar.

B. Frame Pendidikan Muhammadiyah Dalam Seminar Reformasi Pendidikan Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tanggal 18-19 April 2000 di Hotel Radisson, Ketua MPR RI Prof. Dr.H.M.Amien Rais,MA. Sebagai Keynote Speech mengingatkan tentang bingkai (frame) Pendidikan Muhammadiyah adalah:

1. Taklim atau pengajaran yaitu transfer ilmu dan teknologi. Bagaimana anak didik memperoleh ilmu sesuai dengan kebutuhan mereka, menyiapkan tanggung jawab masa depan. Mereka mengemban tugas bersama (kolegial) yaitu mewujudkan kemakmuran di muka bumi. …Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya. (QS: Hud 61)

2. Tarbiyah (Pendidikan), artinya bimbingan bagaiman menjadi hamba Allah yang baik dan benar. Dalam hal ini fokus pada masalah bagaimana upaya agar setiap individu dapat beribadah kepada Allah. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS:Azzariyat 56)

3. Tahzibul Akhlaq (Pencerahan akhlak) Pengajaran dan pendidikan yang baik dan benar akan menghasilkan individu yang berakhlak mulia. Seseorang yang telah mendapatkan pencerahan akhlaknya, akan memanfaatkan seluruh potensinya untuk kemanfaatan manusia. “Hakikat manusia adalah iman dan amal saleh”. Pencerahan akhlak inilah misi utama Rasulullah saw. Diutuskan ini untuk menyempurnakan kemualian akhlak (HR. Bukhori-Muslim).

C. Keberadaan Hizbul Wathon Kehadiran majalah ini perlu disyukuri dan semua pihak merasa ikut memiliki dengan harapan:

1. Media ini tetap diusahakan agar secara hukum tidak menyalahi ketentuan, baik dalam Persyarikatan Muhammadiyah maupun pemerintah, mengintat HW adalah otonom bukan di bawah Majlis Dikdasmen.

2. Selalu diadakan perbaikan baik isi, visi dan misi agar disenangi anak didik kita sebagai konsumen primernya.

3. Kreativitas dan aktivitas siswa serta pendidikan pada umumnya dapat disalurkan lewat media ini, berupa tulisan, esai, cerpen, temuan penelitian, prestasi siswa dan lain-lain sebagai sarana komunikasi.

4. Peristiwa-peristiwa berharga bidang pendidikan yang muncul pada suatu komplek pendidikan yang dapat menjadi rujukan pihak lain.

5. Cerita-cerita yang bermuatan penanaman akidah dan keindahan akhlak untuk pencerahan rohani sebagai bahan penangkal pengaruh negatif arus informasi global.

6. Penampilan keluarga yang bernilai edukatif sekaligus sebagai rujukan keluarga lain, mengingat keluarga adalah pusat pendidikan pertama.

7. Memuat latihan-latihan soal berkaitan dengan materi pelajaran, baik tingkat SD,SLTP, dan SMU/K.

8. Analisa, hasil kajian, penelitian dari para ahli untuk memotivasi dan enovasi terus-menerus bagi semua komponen pendidikan.

9. sebagai latihan menulis, baik para pendidik maupun para siswa, sebagai realisasi dari semboyan.

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

Lasiman,S.Pd pada Alamat Kantor