PONOROGO – Gerilya Pandu Hizbul Wathan dalam merubah peradaban sukses digelar
Dewan Sughli Daerah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kwartir Daerah HW Ponorogo.
Acara yang digelar perdana kali ini pada periode 2022/2023 adalah Pengukuhan dan Rapat Kerja Dewan Sughli Daerah Hizbul Wathan (DSD HW) Kwartir Daerah Ponorogo.
Kegiatan ini berlangsung di Monumen bersejarah dan pernah menjadi tempat persinggahan Panglima Besar Jenderal Soedirman yang terletak di Desa Pakis Baru, Pacitan Jawa Timur.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari yakni pada Sabtu-Ahad (25/06/2022) bertemakan Masifikasi Gerakan Kepanduan dalam Merubah Peradaban.
Acara Pengukuhan dihadiri langsung oleh Kwartir Daerah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Ponorogo, serta diikuti oleh 30 peserta yang dikukuhkan.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk atas dikukuhkannya Dewan Sughli HW Ponorogo dalam melaksanakan pergerakan dan kewajibannya untuk membawa Hizbul Wathan Ponorogo yang lebih baik.
Dalam sambutannya, Kwartir Daerah Hizbul Wathan Ponorogo yang diwakili oleh Ramanda Muh. Kholil mengatakan, pengukuhan Dewan Sughli Daerah HW di Ponorogo adalah pengukuhan luar biasa, karena dilaksanakan langsung di depan Monumen Jendral Sudirman.
“Jenderal Soedirman adalah Panglima besar. Tempat ini menjadi saksi bahwa ayunda dan rakanda yang dikukukan menjadi Dewan Sughli Daerah Hizbul Wathan Ponorogo harus semangat dalam meneruskan jejak perjuangan Jenderal Soedirman dengan semboyan Fastabiqul khairat,” kata Ramanda Muh. Kholil dihadapan Rakanda dan Ayunda yang dikukuhkan.
Berbeda dengan acara sebelumnya. Pengukuhan dan Rapat Kerja yang dilaksanakan di Monumen Jendral Sudirman ini mengingatkan kepada para Pandu HW untuk senantiasa mengobarkan semangatnya. Hal tersebut nampak pada salah satu relief yang menceritakan Jendral Sudirman tengah mengikuti kegiatan kepanduan yakni Pandu Hizbul Wathan.
Ketua Dewan Sughli Daerah Hizbul Wathan Ponorogo, Rakanda Hardianto Dwi Prastyo menambahkan, Jendral Soedirman merupakan Bapak Pandu Hizbul Wathan yang harus kita teladani mulai dari semangatnya, perjuangannya, sampai kebiasaannya sekalipun.
“Hal itu dilakukan tak lain untuk memperjuangkan tanah air tercinta ini. Kami siap dan bersedia.” ujarnya.
Setelah pengukuhan berlangsung, pengelola Monumen Jendral Soedirman mengajak dan menceritakan kisah Sang Jendral melalui relief yang ada di dinding gedung. Sejak sang jendral dilahirkan sampai wafatnya.Terdiri dari 38 buah relief yang disetiap buahnya terdapat kisah perjuangan sang Jendral yang memiliki makna mendalam.
Semoga dengan adanya kegiatan di Monumen Jendral Soedirman ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada kita semua untuk senantiasa berperan aktif dalam meneruskan estafet perjuangan beliau.
“Hari ini Hizbul Wathan memanggil kita semua untuk menggerilyakan semangat juang sebagaimana yang sudah digambarkan oleh Sang Jendral Sudirman. Seiring peradaban yang berkembang pesat , DSD HW Ponorogo khususnya harus mampu menyesuaikan pergerakan pada zamannya.” ujar dari salah satu peserta.
Penulis : Endra Larasati
Editor : Andi Mahfuri